Bupati Bengkalis tinjau turap pantai Selatbaru |
Dari hasil pantauan RiauGreen.com di lapangan Minggu (02/02). Abrasi tersebut sudah menelan Ratusan Hektar sepanjang Bibir pantai dengan tanah runtuh dan hingga saat ini belum ada tindakan serius dari Pemkab Bengkalis untuk mengatasi persoalan abrasi ini.
Sementara itu Salah seorang tokoh masyarakat Desa Simpang Ayam pemekaran dari Desa Meskom Syahri Minggu (02/2) menerangkan, bahwa abrasi itu sangat mengkhawatirkan karena kebun- kebun Masyarakat yang ada di daerah tepian pantai tidak bisa di kelola lagi. Disebabkan Abrasi tersebut.
"Saya melihat langsung dimana tempat lokasi abrasi ini sangat mengkhawatirkan, kerena kalau tidak di tangani segera oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis dengan penahan pemecah Gelombang Pulau Bengkalis ini lama semakin lama akan semakin kecil jikalau tidak di tangani segera," terang Syahri kepada RiauGreen.com, Minggu (2/2).
Selain itu, ditemukan beberapa titik yang mengalami Abrasi semakin parah dan meluas. Dan Hanya diperkirakan kurun waktu 5-10 tahun lagi, saat ini hampir 1,5 KM dari bibir pantai abrasi itu terjadi. Sehingga dikawatirkan akan terjadi pengikisan daratan jika tidak ditangani dengan segera.
Seperti Desa Muntai. Selatbaru dan bahkan Teluk Pambang, abrasi tersebut telah mulai memasuki lahan masyarakat yang tidak dapat dihindari dan mengikis tanah hingga sampai kawasan rumah penduduk.
Hal itu berdasarkan Kunjungan Bupati Bengkalis Herliyan Saleh beberapa waktu lalu di beberapa Desa, Kec. Bantan seperti Desa Muntai tepatnya belakang Pos Angkatan Laut itu, abrasi telah menghantam Pagar Pos Angkatan Laut ini diperkirakan tidak akan lama lagi abrasi hingga sampai lokasi Pos AL.
Menanggapi hal itu, Bupati Herliyan Saleh meminta pada pihak pihak terkait untuk memprioritaskan dengan menanggulngi abrasi tersebut.
"Saya tegaskan kepada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bengkalis untuk segera membuat perencanaan untuk dikirimkan ke Pemerintah Pusat melalui Kementrian Koordinator Polkam dan juda ke Pemerintah Propinsi Riau. Kita secara bersama sama untuk memertahankan daerah Kab. Bengkalis dalam mengatasi abrasi ini," tegas dan ungkap H Herliyan Saleh.
Dijelaskan Herliyan Saleh lagi, bahwa untuk membangun pemecah gelombang disetiap titik bibir pantai yang rawan terhadap gelombang itu, posisinya yang langsung berhadapan dengan Selat Malaka.
"Hantaman gelombang lebih kuat jika masuk musim angin utara yang ketinggian gelombangnya mencapai 1-2 Meter dan gelombang itu yang menghantam bibir pantai hingga seperti itu," tukas Herliyan Saleh. (asr)
0 komentar:
Posting Komentar