BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Zaman sudah canggih, tapi masih ada warga percaya dengan dukun yang bisa menggandakan uang. Kini dukun itu berurusan dengan Polres Bengkalis Riau.
Dukun itu adalah Jeksuanir alis Jek (38), warga Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau. Korban penipuannya sudah berjumlah 4 orang.
Mereka adalah Nur Husni, M Nurin, Masdarudin, dan Hendri. Sang dukun yang kini ditetapkan sebagai tersangka mengaku kepada pasiennya bisa menarik uang secara gaib di bank.
"Para korban dua hari lalu melaporkan ke kita kalau mereka sudah menjadi korban penipuan dukun. Dari laporan itu, hari ini dukun kita tangkap dan sekarang masih kita proses," kata Kapolres Bengkalis AKBP Andry Wibowo, Senin (24/2/2014).
Andry menjelaskan, bahwa kasus penipuan ini berlangsung pada 13 September 2013 lalu.
Saat itu para korban percaya jika Jek bisa menggandakan uang sebanyak uang yang disetorkan kepadanya. Mendapat janji manis, para korbannya pun bersedia menyerahkan uang kepada tersangka. Sebagian malah mentransfer ke rekening dukun palsu itu.
Jumlahnya pun lumayan besar. Korban Nur Nusni menyetor Rp 54 juta, M Nurin setor Rp 128 juta, Masdarudin Rp 21 juta, dan Hendri Rp 70 juta.
"Sang dukun menyampaikan uang tersebut katanya untuk membeli minyak sesajen dan makanan jin agar bisa menarik uang di bank secara gaib," kata Andry Wibowo.
Ritual untuk menarik uang secara gaib itu berlangsung di rumah Aldi Alwi, teman sang dukun. Malam itu, telah dipersiapkan lilin, minyak wangi, dan air hujan yang ditampung dengan beralaskan tikar pandan.
Tak lupa ada selembar kain putih dan kain hitam yang akan menjadi tempat untuk menarik uang dari bank secara gaib. Tapi, apa yang dijanjikan tak terbukti. Uang yang katanya akan segera nongol dalam ritual itu hanya tipu muslihat saja.
Tapi anehnya, walau sudah berlangsung beberapa bulan silam, baru dua hari ini para korban melapor ke polisi.
"Kata para korbannya, mereka masih berharap sang dukun benar-benar bisa melipatgandakan uangnya. Setelah dipastikan tak bisa, barulah mereka sadar dan melapor ke polisi," kata Andry.
"Sekarang kita berharap warga lainnya yang mungkin juga menjadi korban penipuan yang sama, sebaiknya juga segera melapor ke kita," kata Andry. (dtc)
Dukun itu adalah Jeksuanir alis Jek (38), warga Desa Bantan Tua Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Riau. Korban penipuannya sudah berjumlah 4 orang.
Mereka adalah Nur Husni, M Nurin, Masdarudin, dan Hendri. Sang dukun yang kini ditetapkan sebagai tersangka mengaku kepada pasiennya bisa menarik uang secara gaib di bank.
"Para korban dua hari lalu melaporkan ke kita kalau mereka sudah menjadi korban penipuan dukun. Dari laporan itu, hari ini dukun kita tangkap dan sekarang masih kita proses," kata Kapolres Bengkalis AKBP Andry Wibowo, Senin (24/2/2014).
Andry menjelaskan, bahwa kasus penipuan ini berlangsung pada 13 September 2013 lalu.
Saat itu para korban percaya jika Jek bisa menggandakan uang sebanyak uang yang disetorkan kepadanya. Mendapat janji manis, para korbannya pun bersedia menyerahkan uang kepada tersangka. Sebagian malah mentransfer ke rekening dukun palsu itu.
Jumlahnya pun lumayan besar. Korban Nur Nusni menyetor Rp 54 juta, M Nurin setor Rp 128 juta, Masdarudin Rp 21 juta, dan Hendri Rp 70 juta.
"Sang dukun menyampaikan uang tersebut katanya untuk membeli minyak sesajen dan makanan jin agar bisa menarik uang di bank secara gaib," kata Andry Wibowo.
Ritual untuk menarik uang secara gaib itu berlangsung di rumah Aldi Alwi, teman sang dukun. Malam itu, telah dipersiapkan lilin, minyak wangi, dan air hujan yang ditampung dengan beralaskan tikar pandan.
Tak lupa ada selembar kain putih dan kain hitam yang akan menjadi tempat untuk menarik uang dari bank secara gaib. Tapi, apa yang dijanjikan tak terbukti. Uang yang katanya akan segera nongol dalam ritual itu hanya tipu muslihat saja.
Tapi anehnya, walau sudah berlangsung beberapa bulan silam, baru dua hari ini para korban melapor ke polisi.
"Kata para korbannya, mereka masih berharap sang dukun benar-benar bisa melipatgandakan uangnya. Setelah dipastikan tak bisa, barulah mereka sadar dan melapor ke polisi," kata Andry.
"Sekarang kita berharap warga lainnya yang mungkin juga menjadi korban penipuan yang sama, sebaiknya juga segera melapor ke kita," kata Andry. (dtc)
0 komentar:
Posting Komentar