"Ini merupakan satu-satunya komoditas ekspor non migas yang meningkat nilainya. Sementara itu, sembilan komoditas utama lainnya, semuanya mengalami penurunan nilai eskpor," ungkapnya.
Penurunan nilai eskpor terbesar, ujarnya, terjadi pada komoditas lemak dan minyak hewak nabati/hewani yakni sekitar US$26,45 juta. Kemudian kertas dan karton turun sekitar US$10,12 juta, ampas dan sisa industri makanan US$6,93 juta, berbagai makanan olahan US$5,95 juta, buah-buahan US$4,38 juta, minuman US$3 juta, tembakau US$1,85 juta, berbagai produk kimia US$1,75 juta.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp And Paper PT (RAPP) Kusnan Rahmin mengatakan pihaknya pada tahun ini menargetkan ekpor dua juta ton bubur kertas ke lebih dari 20 negara. "Target ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya," ujarnya.
Indonesia, ujarnya, masih menjadikan China sebagai pasar potensial ekspor pulp dunia. China diperkirakan akan memimpin pertumbuhan kebutuhan pulp dunia sekitar 7,7% sepanjang 2011 sampai 2016.
Sementara itu, Eropa barat, Eropa timur, Amerika Latin, Amerika utara, Australia, Asia dan Afrika hanya di bawah 3,4% untuk periode yang sama. (Mtn)
0 komentar:
Posting Komentar