CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

Ribuan Orang Saksikan Festival Suku Akit di Bengkalis

Minggu, Agustus 25, 2013

Bupati Bengkalis Herilyan Saleh menyerahkan hadiah ke warga suku akit (Foto:Dahari/RiauGreen.com)
BENGKALIS, RIAUGREEN.COM - Festival pergelaran adat budaya suku akit asli se- Riau dibuka oleh bupati bengkalis H.Herliyan Saleh di desa hutan panjang, kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis.

Pantaun RiauGreen.com Peserta yang ikut dalam festival itu dari perwakilan suku akit kabupaten Bengkalis, Kota Dumai, Meranti dan Siak, acara festival suku akit di selenggarakan Minggu 25 Agustus 2013 di hutan panjang Kecamatan Rupat.

Dalam acara festival tesebut turut hadir, sekda bengkalis H.Burhanuddin dan sejumlah pejabat di kabupaten bengkalis, festival itu diikuti oleh ribuan orang suku akit di Propinsi Riau.

"Atas nama pribadi dan pemerintah kabupaten Bengkalis saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas penyelenggaraan festival budaya suku akit ini,kegiatan ini sebagai wujud nyata upaya pelestarian dan pengembangan nilai seni dan budaya di provinsi riau khususnya kabupaten bengkalis."Ujar 
Bupati Bengkalis Herliyan Saleh ketika memberi sambutan.

Dalam pidato bupati Bengkalis juga menyempatkan tema sebuah pantun.

padat tembaga jangan di tuang
kalau di tuang melepuh jari
adat istiadat jangan di buang
kalau di buang binasa negeri

pergi ke pekan membeli semangka
semangka diambil di atas jerami
festival suku akit segera dibuka
semoga mempererat silaturahmi


Selama ini kita ketahui bersama bahwa orang akit atau orang akik, adalah kelompok sosial yang berdiam di daerah hutan panjang kecamatan rupat di kabupaten bengkalis dengan sebutan “akit” diberikan kepada masyarakat ini karena sebagian besar kegiatan hidup mereka berlangsung di atas rumah rakit. dengan rakit tersebut suku akit berpindah dari satu tempat ke tempat lain di pantai laut dan muara sungai.

Keberadaan suku akit dibuktikan dengan adanya catatan sejarah yang menyebutkan bahwa mereka pernah menjalin hubungan dengan kesultanan siak dalam menghadapi perlawanan pasukan dari eropa, pasukan belanda yang mencoba menanamkan pengaruhnya di daerah ini tercatat mengalami beberapa perlawanan dari orang akit. pasukan akit dikenal dengan senjata tradisional berupa panah beracun dan sejenis senjata sumpit yang ditiup.

"Kebudayaan suku pedalaman yang hidup di sejumlah kabupaten di Riau pada umumnya mulai tergerus oleh pengaruh dari budaya luar, untuk itu pemerintah bersama elemen masyarakat terus berupaya mengambil langkah pencegahan untuk melindungi kebudayaan suku pedalaman atau suku terasing yang ada di daerah ini," ujar Herliyan

"Selama ini suku akit di pulau rupat itu tidak hanya dikenal di Riau, namun telah menyebar di kepulauan Riau bahkan keberadaan suku akit juga sudah diketahui secara nasional, hal ini berkat upaya para pengajar muda indonesia yang pernah mengabdi di pulau rupat ini," Terang Herliyan

Bupati bengkalis Herliyan Saleh juga berharap kedepannya agar keberadaan suku akit tidak terus terbelakang maka pemerintah akan terus mendorong agar anak-anak suku akit untuk sekolah, tidak hanya sampai pada jenjang sekolah dasar (sd) namun juga ke jenjang yang lebih tinggi.

"Terlebih dalam upaya menggairahkan semangat belajar bagi anak-anak suku asli akit,komunitas adat tertinggal (kat), pemerintah kabupaten bengkalis telah membuat program beasiswa khusus yang ditujukan kepada anak-anak dari komunitas adat tertinggal. untuk itu saya berharap agar para orang tua dari suku akit untuk mau menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi," Tuturnya.

"Melalui pendidikan, kedepan akan muncul generasi suku akit yang bisa menjadi anggota dewan, guru bahkan duduk di pemerintahan,oleh karena itu, pemerintah akan mengupayakan setiap anak suku asli agar jangan tertinggal, mereka harus jadi anak pintar dan cerdas."

Lanjut bupati herliyan lagi,"jika pada hari ini ada anak-anak suku akit yang lulus sekolah menengah atas (sma), saya dorong untuk melanjutkan pendidikan di akademi komunitas negeri bengkalis,di akademi ini, anak-anak akan dilatih dan dididik selama dua tahun agar memiliki keterampilan dan keahlian khusus di bidang pengelasan dan instansi listrik."ungkap herliyan

Berbicara tentang pengembangan dan pelestarian budaya akit, menjadi suatu hal yang tidak bisa ditawar, apa lagi pada zaman modern ini, khususnya generasi muda sekarang yang sedang berada dalam pengaruh budaya luar, yang masuk tanpa bisa ditolak sebagai akibat dari arus informasi dan globalisasi,

Sebagaimana kita ketahui bersama, kabupaten bengkalis kaya dengan khazanah seni dan budaya, keanekaragaman budaya etnis merupakan potensi yang besar untuk terus dilestarikan dan dikembangkan dalam upaya mendukung pembangunan di bidang kepariwisataan.

Dalam upaya melestarikan dan mengembangkan tradisi seni dan budaya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat, sudah sepatutnya even-even seperti ini secara berkelanjutan dilaksanakan, agar nilai-nilai seni dan budaya yang ada di tengah-tengah masyarakat tetap terpelihara dan dapat diwariskan kepada generasi muda secara turun temurun." Tutup H.Herliyan Saleh. (d'ari)

2 komentar:

  1. allhamdulillah...sebagai generasi muda kita seharusnya menggali lebih dalam seni dan budaya suku pedalaman yang ada di Riau (akit,sakai,dll).tapi bukan berarti mencari keuntungan sepihak saja sehingga bila berhasil mengembangkan seni dan budaya aslli daerah lantas suku pedalaman jadi tersingkir. jika kita mengaku putra daerah, sepantasnya suku-suku inilah yang layak mengatakan hal itu.

    BalasHapus
  2. salam berkunjung, senang bace berita dalam negeri,

    BalasHapus


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau