CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

Penghijauan Tidak Sekedar Menanam Jutaan Pohon

Jumat, Februari 15, 2013

RIAUGREEN.COM - PENGHIJAUAN sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang sejuk, segar, nyaman dan sehat. Namun, dalam pelaksanaan penghijauan masih acapkali ditemukan hal yang tidak tepat sasaran sehingga aksi penghijauan yang dilakukan kurang (tidak) menghasilkan manfaat yang besar atau maksimal. Banyak faktor menyebabkan pelaksanaan penghijauan itu tidak tepat sasaran. Dari banyak faktor itu dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yakni faktor non teknis dan faktor teknis.
Dalam penghijauan faktor non teknis seharusnya tidak ada karena penghijauan atau menanam tanaman murni faktor teknis. Penghijauan adalah ilmu pertanian yakni ilmu eksakta, atau alami. Akan tetapi sampai hari ini aktivitas penghijauan masih banyak dipengaruhi faktor non teknis.

Faktor non teknis dalam penghijauan biasanya sarat dengan kepentingan seseorang, sekelompok orang dan bahkan sampai kepada kepentingan politik. Bila ini yang terjadi maka penghijauan yang dilaksanakan biasanya kurang (tidak) tepat sasaran dan hasil yang diharapkan dari penghijauan itu tidak maksimal.

Hampir semua daerah di Indonesia pernah melaksanakan kegiatan atau gerakan penghijauan, termasuk kota Medan sebagai ibukota propinsi Sumatera Utara dan kota/kabupaten lainnya di Sumatera Utara. Aktivitas atau gerakan penghijauan umumnya masih dilaksanakan dengan cara serimonial. Memeringati hari-hari besar tertentu dilakukan aktivitas penghijauan dengan menanam tanaman keras atau pohon berumur puluhan tahun.

Tujuan dari penghijauan untuk melestarikan lingkungan, menciptakan lingkungan yang segar, sejuk, nyaman dan sehat. Hal ini sesuai dengan isi pidato pada acara pelaksanaan penghijuan itu dan kemudian dilakukan penanaman pohon secara beramai-ramai yang dimulai oleh pimpinan instansi, lembaga atau pejabat tertinggi pada satu daearah.

Tujuan lebih rinci dari penghijauan untuk menjawab kondisi perubahan suhu (temperatur) udara di daerah di mana aktivitas itu dilaksanakan. Kegiatan penghijauan dapat dilakukan oleh semua orang, kapan saja dan di mana saja. Kita (Anda) pembaca tulisan ini juga bisa melakukan penghijauan dengan menanam pohon di belakang, di samping atau di depan rumah atau di areal kebun yang memungkinkan untuk menanam pohon.

Hal yang sama juga dapat dilakukan oleh Pemerintah kota (Pemko), Pemerintah kabupaten (Pemkab) dengan penghijauan pada lahan kosong, memulihkan kondisi hutan yang sudah rusak dan juga menanam berbagai jenis tanaman pada Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada satu daerah atau kota yang minimal harus ada 30% dari luas satu daerah dengan tanaman yang sesuai dengan kebutuhan pada daerah tersebut.

Penghijauan Harus Dirawat

Keberhasilan penghijauan bukan berdasarkan jumlah pohon yang ditanam, akan tetapi berapa banyak jumlah tanaman yang tumbuh, berdiri tegak dengan subur. Selama ini yang sering diekspose di media adalah berapa banyak jumlah pohon yang ditanam. Dari segi jumlah pohon yang ditanam pada program penghijauan selalu luar biasa banyaknya.

Ekspose penghijauan pada satu daerah menyebutkan jumlah pohon yang ditanam. Misalnya penghijauan di kawasan Danau Toba dengan menanam satu juta pohon. Luar biasa. Benarkah sudah ditanam satu juta pohon di daerah itu pada acara penghijaun? Seandainya pun benar. Akan tetapi hal itu bukan tanda keberhasilan dari acara penghijauan itu. Banyak pertanyaan berikutnya yang menentukan berhasil atau tidak acara penghijauan itu. Pertanyaan itu seperti apakah setelah ditanam tanaman itu dirawat, dipupuk sampai tanaman itu tegak tumbuh subur sebagai sebuah pohon.

Pertanyaan berikutnya, apakah cara menanamnya sudah tepat dan ditanam pada lahan yang tepat pula. Penulis selalu bingung ketika melihat acara penghijauan yang menanam pohon dengan jarak tanam yang tidak memungkinkan tanaman itu bisa tumbuh dengan baik apa lagi hidup. Pada banyak acara penghijauan ketika menanam pohon tidak memperhatikan jarak tanam. Sungguh aneh bila menanam pohon Durian dengan pohon Rambutan berdekatan atau dengan jarak tanam hanya dua meter kali dua meter.

Di samping jarak tanam banyak acara penghijauan yang penulis lihat pada penghijauan tingkat lokal dan nasional tidak memperhatikan kondisi lahan, apakah lahan yang dihijaukan itu cocok dengan tanaman yang ditanam. Tidak (belum) ada kajian yang teruji untuk itu.

Acara penghijauan cenderung hanya aksi menanam ramai-ramai tanpa memikirkan apakah yang ditanam bakal tumbuh dan hidup. Hal ini ditandai dengan tidak (belum) memperhatikan syarat-syarat dari menanam pohon.

Bukan saja syarat-syarat menanam pohon yang belum dipenuhi akan tetapi juga pada banyak acara penghijauan belum ada yang pasti siapa yang bakal merawat, memupuk dan menyiram tanaman yang ditanam ramai-ramai itu. Sementara bagi yang menanam ketika selesai tanaman ditanam, tepuk tangan dan pergi meninggalkan lahan dan tidak akan pernah berpikir lagi apakah tanaman yang ditanamnya itu tumbuh.

Bagi yang menanam pada acara penghijauan menilai ketika selesai tanaman ditanam maka selesailah sudah tugasnya. Pada hal dalam ilmu pertanian menanam tanaman (pohon) adalah awal dari satu pekerjaan menanam. Pekerjaan selanjutnya adalah merawat tanaman itu agar tumbuh subur dan hidup.

Kegiatan penghijauan lebih tertuju kepada aksi menanam saja. Mau tumbuh atau tidak tanaman yang ditanam itu sepertinya tidak menjadi target, bukan tujuan yang utama sehingga yang selalu disebut, diekspose adalah telah melakukan penghijauan dengan menanam sejuta pohon.

Cukup banyak pertanyaan berantai yang muncul sebab begitu banyak acara penghijauan dengan mengklaim telah menanam jutaan pohon akan tetapi hasilnya belum terlihat, dimana kini pohon-pohon yang ditanam dalam jumlah jutaan itu. Hal ini satu bukti bahwa penghijauan bukan sekadar menanam pohon, akan tetapi bagaimana memastikan pohon yang ditanam itu dapat tumbuh subur dan hidup sebagai sebuah pohon yang sesungguhnya. (*)

(Oleh: Ir. Fadmin Prihatin Malau :  Penulis adalah sarjana pertanian, staf ahli program kesehatan lingkungan hidup pada Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Indonesia.)

0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau