Bupati Herliyan Saleh, juga menyerahkan Sertifikat Tanah kepada
Masyarakat kurang mampu,
Selasa (17/6/14).
|
Dalam acara tersebut, dihadiri, sekretaris Daerah H. Burhanuddin, Asisten I II dan III, kepala Badan, Setaf Ahli serta kepala Dinas lingkup Pemerintah Kabupaten Bengkalis.
Lomba adipura tingkat kabupaten Bengkalis dengan mengusung tema" Kota Sehat dan Bersih yang ditaja oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH), dalam perlobaan kebersihan itu dimenangkan kecamatan Mandau dengan total nilai 70,46. Sedangkan juara dua di raih kecamatan Bantan dengan nilai 69,04 dan diposisi ketiga diraih kecamatan Siak Kecil dengan perolehan nilai akhir 68,38.
"Adapun yang menjadi kriteria penilaian ialah seperti Aspek Kebersihan Perumahan, Pasar, Pertokoan, Rumah Sakit/Puskesmas, Sekolah dan Perkantoran dilingkungan kecamatan tersebut," kata Bupati Bengkalis Herliyan Saleh, Selasa (17/6/14).
Pada setiap tahunnya, tema hari lingkungan hidup sedunia ditetapkan oleh United Nations Enviroment Programme (UNEP) yaitu Badan Lingkungan Hidup PBB. Pada tahun 2014 ini ditetapkan dengan tema “Raise Your Voice, Not the sea level”. Tapi di Indonesia disesuaikan menjadi “Satukan langkah, lindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim".
"Tema kita sangat Relevan dengan Negara kita, karna selain sebagai Negara kepulauan dengan 13.466 pulau dengan panjang pesisir 95.181 km, tempat bermukim 60% penduduk dan menyumbang 6.45% GDP Nasional. Sebenarnya pesisir mempunyai potensi SDA yang sangat menakjubkan yaitu hingga, 14% terumbu karang dunia, 27% mangrove dunia serta 25% ikan dunia, dengan berbagai biota yang hidup didalamnya. Bahkan disebut sebagai marine mega - biodiversity terbesar didunia, karena memiliki 8.500 spesiesikan, 555 spesies rumput laut dan 950 spesies biota terumbu karang," terang Bupati Bengkalis.
Disamping itu, kata Herliyan, Potensi yang besar dimaksud harus dikelola secara optimal bagi kemakmuran Rakyat dengan cara yang lestari, serta terus dilindungi dari kerusakan lingkungan yang menyebabkan penurunan potensi.
"Salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang perlu diantisipasi adalah perubahan iklim. Yang di maksud dari perubahan iklim dikarenakan akibat pemanasan global memberi berbagai dampak terhadap kehidupan dimuka bumi, kondisi ini ditandai dengan meningkatnya frekuensi hujan dengan intensitas yang sangat tinggi, ketidakpastian musim hujan maupun kemarau, dan munculnya berbagai bencana seperti kekeringan, badai, banjir dan longsor," ungkapnya.
Selain itu, pada sektor pertanian, akibat kekeringan, banjir dan perubahan pola hujan menyebabkan penurunan 2% Produksi pertanian pada dekade ini. Pada sektor perikanan akibat perubahan keseimbangan unsur kimia dilautan menyebabkan berbagai ikan didaerah tropis mengalami kematian.
"Dalam mengatasi perubahan iklim, pemerintah telah menetapkan kebijakan berupa emisi dari kondisi business as usual pada tahun 2020 sebesar 26% dengan usaha sendiri dan 41% dengan dukungan negara lain. untuk itu dikembangkan berbagai kebijakan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Antara lain melalui peraturan Presiden nomor: 61 tahun 2011 tentang rencana aksi nasional penurunan gas rumah kaca serta peraturan presiden nomor: 71 tahun 2011 tentang penyelenggaraan inventarisasi gas rumah kaca nasional yang seiring dengan uu nomor: 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup," tutupnya. (RN)
0 komentar:
Posting Komentar