Prabowo-Hatta mengahadap SBY. (foto:Merdeka) |
"Kita berharap ada koalisi tenda besar bukan tenda birunya Desi Ratnasari, karena memang Indonesia ini tidak bisa ditangani hanya satu orang saja, tidak ada Superman yang bisa menyelesaikan semua masalah kita karena terlalu kompleks. Pak Harto yang begitu kuat saja, akhirnya tidak bisa menyelesaikan masalah di Indonesia ini sendiri," ujar Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo.
Lantas seperti apa peluang Prabowo-Hatta di pilpres nanti? Berikut plus minus Hatta sebagai cawapres Prabowo:
1. Representasi Sumatera
Duet Prabowo-Hatta dinilai mewakili unsur pemilih Jawa-luar Jawa. Prabowo putra asli Jakarta sedangkan Hatta kelahiran Palembang, Sumatera Selatan.
Jika mengacu ke DPT pemilu legislatif yang dikeluarkan KPU dan Bawaslu, total pemilih di Sumatera Selatan mencapai 5.782.176 jiwa, Sumatera Utara 9.840.562 dan Sumatera Barat 3.623.039.
2. Pengalaman di Birokrasi
Hatta Rajasa tercatat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia sejak 22 Oktober 2009 hingga 13 Mei 2014, saat dirinya mengajukan mundur untuk konsen di pilpres. Sebelumnya hatta pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara periode 2007-2009, Menteri Perhubungan 2004-2007 dan Menteri Negara Riset dan Teknologi 2001-2004.
Masa jabatannya sebagai Menteri Perhubungan ditandai dengan beberapa kecelakaan transportasi yang menonjol, di antaranya musibah Mandala Airlines Penerbangan 91, Kecelakaan KM Digoel, Musibah KM Senopati Nusantara, Adam Air Penerbangan 574, dan Garuda Indonesia Penerbangan 200.
3.Dianggap paham soal ekonomi
Staf ahli Menko Perekonomian Purbaya Yudhi Sadewa menilai duet Prabowo-Hatta akan menarik minat investor. Ini berkaca pada pengalaman Purbaya mengikuti presentasi Hatta di hadapan peserta diskusi Danareksa.
"Mereka kaget melihat pengetahuan Pak Hatta tentang ekonomi yang cukup canggih. Masalahnya tidak semua orang di pasar tahu kalau Pak Hatta pintar," ungkapnya.
4. Membawa suara PAN dan Muhammadiyah
Duet Prabowo-Hatta diprediksi mampu mengantongi dukungan dari kader PAN dan Muhammadiyah. Hasil pemilu legislatif kemarin PAN mendulang suara 9,4 juta atau 7,57 persen.
Sedangkan jumlah warga Muhammadiyah yang mencapai lebih dari 15 juta orang, diharapkan menjadi ceruk baru untuk mendulang suara di pilpres. (red/mdk)
0 komentar:
Posting Komentar