Salah satu silo (lokasi peluncuran rudal nuklir bawah tanah) yang dijaga ketat Satuan Rudal Strategis Rusia. |
breaking-newsDeputi Kementerian Pertahanan Rusia, Anatoly Antonov, seperti dilansir Moskovskij Komsomolets, Selasa (22/04/2014), tidak secara terang-terangan menanggapi informasi soal rudal-rudal nuklir Rusia yang disebut-sebut sudah dalam posisi “ready to launch” dari sejumlah silo (lokasi titik peluncuran bawah tanah) di pangkalan Satuan Rudal Strategis Rusia.
“Rusia memiliki cara dan strategi sendiri dalam menghadapi ancaman yang dirasa mengancam keamanan nasional Rusia. Kami tidak bisa secara terbuka mengatakannya di forum ini,” kelit Antonov.
Untuk diketahui, diduga akibat aksi provokasi Amerika Serikat (AS) yang menumpuk kekuatan militer di negara-negara Baltik mengepung Rusia, direaksi keras Moskow dengan mengarahkan moncong 5 rudal nuklirnya ke daratan AS.
Pentagon menyebut ada 5 sinyal baterai pengaktifan rudal nuklir dari silo bawah tanah yang koordinatnya terbaca menuju ke beberapa kota besar di AS, diantaranya Los Angeles, Manhattan New York, Washington DC, Las Vegas dan Chicago.
Ke-5 rudal nuklir yang diarahkan ke daratan AS itu didominasi oleh rudal balistik antarbenua generasi terbaru Rusia R-36M2 Voyevoda atau SS-18 ICBM (versi NATO).
Rudal ini lebih unggul dari rudal terbaru AS “Peacekeeper MX ICBM” yang memiliki 10 hulu ledak nuklir. Keunggulan R-36M2 selain juga memiliki 10 hulu ledak nuklir, rudal ini memiliki kecepatan hampir 8 kilometer per detik jauh di atas kecepatan MX ICMB milik AS yang mencapai 2 kilometer per detik dan dirancang khusus untuk menembus sistem perisai rudal milik AS.
Komandan Pasukan Rudal Strategis Rusia Jendral Sergei Karakayev, tidak berkomentar atas reaksi Pentagon terhadap 5 rudal nuklir Rusia yang sinyal pengaktifannya terpantau oleh AS itu. (red/j3)
0 komentar:
Posting Komentar