Annas Maamun |
Dia pun mengeluarkan kata-kata kotor dan tidak senonoh saat dikonfirmasi tantang hal tersebut. Politisi Partai Golkar berusia 74 tahun itu karena pers sedang gencar menyoroti kebijakan nepotisme itu.
"Dinasti-dinasti pantek (bahasa daerah dari pantat)," pekik Annas kepada wartawan di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau Jalan Gajah Mada Pekanbaru, Kamis (17/4/2014).
Sebelumnya, Rabu (16/4/2014), kedua putri Annas Maamun dilantik jadi pejabat eselon IV pemerintah provinsi (Pemprov) Riau. Fitriana dilantik sebagai Kepala Seksi Mutasi dan Non Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau. Sedangkan anak kesembilannya, Winda Desrina, dilantik menjadi Kepala Seksi Penerimaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah Riau.
Selain itu, dia melantik sang ipar, Syaifuddin, menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Bagian Kas Daerah Biro Keuangan Setdaprov Riau.
Anak kandung Annas Maamun yang baru berusia 27 tahun, Noor Charis Putra, juga diangkat sebagai Kepala Seksi Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU). Padahal, Noor Charis Putra seorang sarjana ekonomi. Belum lagi sang menantu, Dwi Agus Sumarno, yang diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan Riau.
Mantan Bupati Rokan Hilir yang baru menjabat Gubernur Riau selama dua bulan ini juga mengangkat menantunya Maman Supriadi sebagai Manajer Klub Sepakbola milik Pemda Riau, PSPS Pekanbaru.
Semua kerabat dekat orang nomor satu di Riau itu mendapat jabatan prestisius dalam sekejap, seiring naiknya Annas menjadi Gubernur. Padahal, awalnya, mereka hanya berkarir di daerah Rokan Hilir.
"Tidak usahlah iri-iri hati lagi. Kalau tak diangkat mau jadi apa anak saya tu. Tak ado itu (politik dinasti), kalau dia mampu apa salahnya," tukas Annas. (red/mtn)
Udh kayak jaman keerajaan aja nech
BalasHapusMentang2 menjadi pemimpin
Seenak nya aja
Hanya nunggu waktu saja. Pak tua ini sedang memasang bom waktu untuk dirinya dan keluarganya.
BalasHapus