Tampak hadir Wakil Ketua TP-PKK Bengkalis Hj Fatimah Johar Suayatno, Ketua GOW Bengkalis Hj. Hera Triwahyuni, SE, dan unsur SKPD lingkup Pemkab Bengkalis |
Dalam seminar ini dihadirkan Akademisi Dra. Risdayati, Msi dari Dosen FKIP UNRI Pekanbaru sebagai pembicara (Narasumber), kemudian Divisi Teknis Pencalonan KPU Bengkalis Defitri Akbar, dan Hj. Mufaroah, Msi dari dosen STAI Alkautsar-Bengkalis.
Dan turut hadir pula sebagai undangan Wakil Ketua TP-PKK Kabupaten Bengkalis Hj. Fatimah Johar Suayatno, Ketua GOW Bengkalis Hj. Hera Triwahyuni, SE, dan unsur SKPD lingkup Pemkab Bengkalis.
Hj. Rahmi panitia pelaksana seminar menyampaikan, tujuan untuk dilaksanakaan seminar ini tidak lain meningkatkan kualitas hidup perempuan dalam aspek kehidupan dan pembangunan guna mewujudkan kesetaraan gender.
Disamping itu pula, mendorong terwujudnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta tercapainya keluarga yang bahagia maupun berkualitas.
Dikatakannya, peserta yang mengikuti seminar sehari ini terdiri dari 70 peserta dari kalangan mahasiswa disejumlah perguruan tinggi (PT) di Bengkalis. Diantaranya, mahasiswa STAI Alkautsar, STIE, dan Politkenik Negeri, serta ketua dan perwakilan anggota organisasi wanita se-Kabupaten Bengkalis.
“Makna peringatan hari ibu ke-85 ini, menunjukkan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia telah menempuh jalan panjang dalam mewujudkan peranan dan kedudukan perempuan, sesuai dengan tema kita hari ini yakni Rekontruksi Paradigma Masyarakat Terhadap Perempuan di sektor publik,” paparnya.
Sementara itu, Kepala BPP-KB Kabupaten Bengkalis H. Mustafa dalam sambutannya berharap,melalui peringatan hari ibu tahun 2013 ini tentunya dapat memperkokoh semangat persatuan dan solidaritas seluruh kaum perempuan Indonesia mencapai cita-cita bangsa, yaitu NKRI yang adil, demokratis, aman dan sejahtera.
”Ibu-ibu tidak ada tidak hanya sebagai penikmat pembangunan, namun juga sebagai pelaku pembangunan baik itu bagi daerah maupun secara nasional,”paparnya.
Sementara itu, salah seorang narasumber Defitri Akbar saat memberikan materi seminar sehari PHI ke-85 tahun 2013 tampak memberikan motivasi kepada peserta. Ia sedikit mengulas mengenai perjalanan ibu, dimana “ibu” selalu dijadikan panggilan kenegaraan.
“Contohnya, Ibu Kota, tidak ada Bapak Kota, begitu pun Ibu Pertiwi, tidak ada yang kalimat yang pernah kita dengar seperti Bapak Pertiwi, yang ada hanya Ibu Pertiwi, maka dari itu peran Ibu atau perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan demokrasi yang partisipatif dalam pembangunan sangat diperlukan,”terangnya saat mengawali seminar sebagai pembicara.
Defitri juga mengatakan, untuk partisipasi Pemilu Legislatif 2014. Perempuan itu wajib mengisi 30 persen kuota yang sudah ditentukan dalam aturan Pemilu. Maka dari hal itu, rekontruksi paradigma masyarakat terhadap perempuan di sektor publik harus terus digemakan. (asr)
0 komentar:
Posting Komentar