Ilsutrasi : net |
Keluarga korban yang melapor adalah SM Pasaribu, Nurlela dan Wama. Korban yang meninggal dunia setelah dirawat oleh bidan EN adalah satu orang dewasa dan dua bayi.
Laporan pertama dilaporkan oleh SM Pasaribu warga Jalan Sialang Rimbun RT 04/RW 03 Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis. Menurutnya, pada Selasa (6/3) tahun 2012 lalu, istrinya Nursia Br Simbolon merasa sakit pada hulu hatinya, kemudian korban meminta Solidai Br Pasaribu (adik ipar korban) untuk menjemput bidan EN.
Setelah diperiksa, bidan EN memberikan obat kepada Nursia. Selang beberapa menit setelah meminum obat tersebut, Nursia mengeluarkan keringat dingin, badannya merasa lemas. Lalu buang air besar berwarna hitam. Melihat kondisi istrinya semakin memburuk, SM Pasaribu menyuruh adiknya Solidai untuk menjemput bidan Risdiana Sagal. Sesampainya di rumah korban, bidan Risdiana langsung memasang infus kepada korban. Namun nyawa korban tidak tertolong lagi.
Laporan selanjutnya dilaporkan oleh Nurlela Rumah Hurbo (23), warga Jalan Dusun Air Hitam, Semunai, Pinggir, Bengkalis. Dalam laporannya Nurlela pada Selasa (18/12) tahun 2012 lalu di tempat praktik bidan EN, Pinggir, Bengkalis, Nurlela melahirkan anak pertamanya. Tapi setelah anak korban lahir, bidan EN malah memberikan tubuh bayi tersebut dengan batu es selama setengah jam dengan alasan untuk mengejutkan bayi tersebut.
Setelah itu, bidan EN membawa bayi Nurlela ke Puskesmas Desa Muara Basung untuk mendapatkan oksigen. Namun sesampainya di Puskesmas pihak Puskesmas menyatakan anak pertama Nurlela tersebut sudah meninggal dunia.
Dan ketiga, yang melaporkan bidan EN itu adalah Wama (suami korban). Di mana pada Minggu (8/10) tahun 2012 di Jalan Sialang Rimbun RT 04/RW 03, Desa Muara Basung, Pinggir, Bengkalis, Juleha melahirkan anak pertamanya di rumah dan dibantu oleh Tinak (nenek korban). Anak korban lahir dengan kondisi sehat. Lalu Tinak memotong dan mengikat tali pusar cucunya.
Karena merasa kurang yakin, keluarga memanggil bidan EN untuk mengikat tali pusar anak korban. Ketika sampai di rumah, bidan EN memandikan anak korban dengan batu es alasannya untuk mengejutkan bayi tersebut. Kemudian bidan EN malah memberi bibir bayi itu dengan lada hitam. Setelah itu bidan EN menjemurnya. Selesai dijemur bayi tersebut ditidurkan di tempat tidurnya. Namun tidak lama kemudian saat korban melihat anaknya, ternyata anaknya sudah tiada.
Terkait tiga laporan malapraktik tersebut, Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo mengatakan, akan menyelidiki kasus ini. "Laporannya saat ini masih didalami dan dalam penyelidikan pihak Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrium), Polda Riau," ujar Guntur, Rabu (2/10).
Korban dan beberapa saksi, tambah Guntur, sudah diperiksa penyidik. "Penyidik akan memanggil beberapa saksi lagi dan termasuk terlapor guna mendalami kasus tersebut," kata Guntur. (rg)
0 komentar:
Posting Komentar