RIAUGREEN.COM - Asap dari kebakaran hutan di Riau-Sumatera-Indonesia kembali melancong dan menyelimuti negara tetangga Singapura dan Malaysia. Kabut asap kali ini merupakan polusi udara terburuk di Malaysia dan di Singapura dalam 16 tahun terakhir.
Muhammad Subhan sebagai ketua Persatuan Mahasiswa Riau
Malaysia (PMRM) Kepada RiauGreen.com mengatakan telah mentelaah kembali dengan
ilmiah tentang permasalahan pembakaran lahan yang terjadi di Riau.
"Didapati dari
data NOAA dan berbagai elemen terutama Dinas Kehutanan kebakaran telah ditelusuri
bahwa kebakaran lahan yang terjadi di Riau sebagian besar berada di areal
perkebunan dan hutan tanam industri milik perusahaan modal asing" jelas subhan, berikut data-data perusahaan yang dijelaskan Subhan:
1. PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang sebagian sahamnya
juga dimiliki oleh pihak asing.
2. First Resources 158.000 Hektar sebagian besar di riau
(Milik Pengusaha Sinagpura dan Malaysia)
3. PT Bumi Reksa Nusa Sejati, dua lokasi areal perkebunan yakni
di sekitar Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelagiran, dan satu lagi di sekitar
Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir. (Milik Pengusaha
Malaysia)
4. PT Langgam Inti Hibrida(Perusahaan milik pengusaha
Malaysia,) di Kec. Pelalawan Kab. Pelalawan Riau.
5.
PT Mustika Agro Lestari, (Milik Pengusaha malaysia)
6.
PT Tunggal Mitra Plantation, (Milik Pengusaha malaysia)
7.
PT Udaya Loh Dinawi, (Milik Pengusaha malaysia)
8.
PT Abdi Plantation, (Milik Pengusaha malaysia)
9.
PT Jati Jaya Perkasa, (Milik Pengusaha malaysia)
10. PT
Multi Gambut Industry, (Milik Pengusaha malaysia)
11. PT
Bumi Reksa Nusa Sejati, (Milik Pengusaha malaysia)
Informasi itu
muncul setelah satelit pemantau cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) merekam
keberadaan sebanyak 148 titik panas di Riau,
Sedangkan Indofood Agri Resources memiliki lahan seluas 230.000 hektare perkebunan kelapa sawit dan Dua perusahaan kelapa sawit dengan nilai saham terbesar, yakni Wilmar International dan Golden Agri-Resources yang memiliki lahan seluas 464.000 hektare serta perusahaan komoditas raksasa asal Amerika Serikat,.
Sementara itu perusahaan terutama yakni Cargill membantah tentang pembakaran hutan di wilayah
sumatera. sama-sama menegaskan bahwa perusahaannya melaksanakan kebijakan zero-burning
dalam membersihkan lahannya dan memantau secara intensif. Cargill juga
menegaskan, tidak ada sama sekali titik api maupun kebakaran yang berlokasi di
lahan perkebunannya, proses pembersihan lahan dilakukan dengan alat-alat berat
seperti ekskavator dan selalu dilakukan di bawah pengawasan langsung staf Di
tambah lagi dengan pernyataan yang meyakini rakyat indonesia bahwa "Saya
bisa memastikan bahwa IndoAgri melakukan kebijakan zero-burning,"
ujar Direktur Eksekutif perusahaan ini, Mark Wakeford.
"Dengan
demikian kami persatuan mahasiswa Riau Malaysia memberi rekomendasi kepada pemerintah Riau untuk menindak lanjuti
permasalahan ini . perusahaan yang terkait di pnggil dan di minta pertanggung
jawaban nya. Serta masyarakat menjaga kesehatan banyak minum dan keluar
menggunakan masker serta di jaga
kelestarian keanekaragaman hayati kita demi generasi anak cucu bangsa kita." tutup Subhan. (r1)
0 komentar:
Posting Komentar