CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

Muhammadiyah Larang Doa Berbayar

Senin, Januari 06, 2014

Doa Berbayar. (foto.net)
PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Muhammadiyah melarang komersialisasi doa atau doa berbayar, seperti program yang luncurkan oleh perencana keuangan Ahmad Gozali, dan sempat menghebohkan dunia maya beberapa hari terakhir ini.

"Doa itu tidak boleh dikomersialkan, tapi hal itu merupakan fenomena modern dan tidak hanya ada dalam Islam," kata Sekretaris PP Muhammmadiyah Abdul Muti, di Surabaya, Minggu (5/1/2013).

Ia juga menegaskan bahwa hal serupa juga terjadi pada ibadah haji dan pemakaman.

"Misalnya, bisnis pemakaman di Jakarta dengan tiga bentuk layanan, yakni rias jenazah, cari lokasi makam, pengerahan pentakziah, dan pendoa, semuanya ada bayaran atau tarif masing-masing," jelasnya.

Selain itu, menurut dosen UIN Jakarta itu, bisnis ibadah juga ada dalam ibadah haji, yakni haji badal (haji perwakilan bagi orang yang sudah meninggal dunia) dengan tarif yang berbeda-beda.c "Semua bentuk ibadah yang dibisniskan itu tidak boleh, karena itu doa, haji badal, dan ibadah lainnya tidak boleh dikomersialkan," kata mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Muti menjelaskan Islam bukanlah agama yang anti-dunia, karena dunia dan akhirat merupakan dua hal yang sama-sama penting, sehingga Al Quran menyebut keduanya dalam bilangan yang sama yakni 115 kali.

"Tapi, tingkat kepentingannya berbeda, karena akhirat bersifat jangka panjang tanpa dibatasi kematian. Harta itu penting, bahkan orang bisa membeli jabatan dengan harta, tapi orang tidak bisa membeli kehormatan. Orang juga bisa membeli dokter paling mahal, tapi orang tidak bisa membeli kehidupan," jelasnya.

Abdul Muti yang juga Ketua Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah itu mengatakan bahagia dalam Islam itu disebut "hasanah".

"Arti hasanah itu ada empat yakni cukup, sesuai cita-cita, mendapat pahala, dan mendapatkan surga. Cukup itu membahagiakan, karena orang yang kaya tapi merasa tidak cukup itu berarti miskin," katanya.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW mengajarkan umat Islam untuk menguasai dunia dan akhirat, namun dunia yang dicari pun harus berdimensi akhirat.

"Misalnya, mencari uang bukan semata harta, tapi untuk mencari ridha Allah, sehingga tidak menghalalkan segala cara. Jadi, orang Islam harus kaya, tapi kekayaan itu untuk beribadah," katanya.

Ia menambahkan dunia berdimensi akhirat itu penting, karena akhirat lebih berjangka panjang dan abadi, sedangkan dunia dibatasi waktu dan ruang yang sangat pendek.[ant]

0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau