CINTA NEGERIKU

RIAU UNTUK INDONESIA

Facebook | Twitter | Advertise

APHI Tuding Produk Kertas RI Diganggu Perusahaan Asing

Kamis, Mei 30, 2013

PEKANBARU, RIAUGREEN.COM - Perusahaan-perusahaan asing berkepentingan untuk mengganggu harga pasar pulp and paper (bubur kertas dan kertas) Indonesia di pasar internasional. Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki keunggulan dalam industri kertas sehingga sangat bersaing.

"Penyebabnya karena Indonesia memiliki hutan tropis yang sangat mudah mengembangkan hutan tanaman industri (HTI). Hutan tropis kita lebih baik dibanding hutan yang ada di Eropa, Amerika atau Rusia," kata Wakil Sekretaris Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia,(APHI) Komisariat Daerah Riau, Abdul Gafar dalam acara dialog dengan teman, "Menyelamatkan Industri Perkebunan dan Kehutanan Riau di Pasar Internasional dari Kampanye Hitam" di Kadin Riau, Jalan Sudirman Pekanbaru,
seperti diberitakan detikcomKamis (30/5/2013). 

Menurut Abdul, keberuntungan Indonesia memiliki hutan tropis membuat dunia usaha kehutanan di Eropa dan Amerika takut bersaing. Ini karena, dengan kondisi hutan tropis, maka HTI di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun sudah bisa panen.

"Sedangkan di Eropa dan Amerika panen kayu hutan industri baru bisa dipanen dalam kurun waktu 28 tahun. Itu artinya, kita lima kali panen kayu, mereka baru satu kali," kata Abdul Gafar.

Dengan kondisi itulah, lanjut Gafar, persaingan usaha bidang pulp and peper di Internasional sangat ketat. Indonesia yang memiliki bahan baku yang berlimpah, mengkhawatirkan perusahaan di luar negeri.

"Untuk menghancurkan harga pulp and paper Indonesia di mata internasional, jalan satu-satunya adanya kampanye hitam sejumlah NGO/LSM Internasional. Indonesia selalu dituding negara yang tidak menjaga kelestarian lingkungan," kata Abdul Gafar.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Bidang Ekonomi dan Kerjasama, Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Riau, Viator Butar-butar menyebutkan, persaingan bisnis pulp and peper itu, berujung pada kampanye hitam sejumlah NGO asing yang ada di Indonesia.

"Kita sudah pernah klarifikasi masalah ini ke pembeli di Jerman dan di Eropa terkait kampanye hitam NGO itu. Bukan rahasia lagi, bahwa kampanye hitam dilakukan NGO asing yang merekrut aktivis di Indonesia punya kepentingan perusahaan asing juga," tandas Viator.

Viator juga tidak menampik juga pengelolaan hutan di Indonesia masih ada kekurangan disana-sini. Tapi hal itu bukanlah menjadi pembenaran jika Indonesia dianggap tidak melestarikan lingkungan.

"Terus terang saja, NGO asing melakukan kampanye hitam baik bidang perkebunan dan kehutanan juga titipan perusahaan asing," kata Viator. (*)



0 komentar:

Posting Komentar


Bupati Bengkalis Santuni 605 Anak Yatim-Kaum Dhuafa di Mandau

Bupati Bengkalis Serahkan Bantuan di Mesjid Baitulrahmah Duri

Dihadiri Bupati, Kajari Bengkalis Gelar Buka Puasa Bersama

Lingkungan

NASIONAL/ INTERNASIONAL

POLITIK

HUKUM & KRIMINAL

EKONOMI

MIGAS

UNIK&ANEH

OLAHRAGA

AUTO

TEKNOLOGI

 

SOSIAL

PENDIDIKAN

SENI & BUDAYA

All Rights Reserved © 2012 RiauGreen.com | Redaksi | Riau