Ustadz Ganteng: “Untuk administrasi aja ya, sediakan aja 30 juta, 10 juta dibayar di depan ke account saya. O ya, kalo nggak jadi DP-nya angus ya..”
CERITA di atas bukan rekaan. Tapi betulan terjadi. Dalam
beberapa tahun belakangan ini, bermunculan begitu banyak ustadz di
negeri kita. Yang paling membuat ustadz-ustadz ini begitu dikenal secara
cepat, salah satunya adalah karena media massa, khususnya elektronik
atau televisi. Tampil di televisi, maka dipastikan si ustadz itu akan
langsung terkenal. Tak peduli, kapasitas ilmunya memadai ataupun tidak.
Ustadz-ustadz ini kemudian menjadi buah bibir masyarakat. Segala
kehidupannya disorot oleh infotainment. Tak ada bedanya sama sekali
dengan para artis. Termasuk juga soal urusan ranjang, mereka beberkan di
depan publik.
Yang juga menggelitik sebagian kalangan, berapa tarif mereka?
Ust. Ahmad Sarwat, yang pernah mengelola dan menjadi Pemimpin Redaksi
situs berita Islam eramuslim mengatakan bahwa, “Ramadhan kemarin ada
panitia ceramah yang ngaku terus terang ke saya bahwa seharusnya yang
diundang bukan saya, tapi ustadz X. Tapi gagal gak jadi diundang
lantaran pihak manager gak mau turun lagi TARIF-nya dari angka 30 juta
untuk ceramah 15 menit menjelang buka puasa. Akhirnya yang diundang saya
yang bisa dikasih “syukron” doang.”
Di jejaring sosial Multiply atau tepatnya thetrueideas, seseorang
menulis: “…….dulu pernah menjadi bagian dari “dakwah jutawan” semacam
ini, contohnya ingin mendatangkan seorang dai dari bandung, mungkin
hampir 100 jutaan, alasannya sich mereka punya kantor, punya anak buah
yang harus dibiayain, uang hotelnya (minta hotel yang bagus/mahal), dan
saat kita minta datang sendiri atau paling tidak minimal dengan beberapa
orang saja maka bagian agennya bilang tidak bisa karena harus datang
dengan rombongan, karena tidak ada dananya maka yang begitu itu tidak
jadi dilakukan.
Pernah denger juga cerita, jadi di kampus saya pernah
mau datangi seorang ustadz. Bliau bersedia asal dibayar minimal 40 juta.
Gilaaaa!!!”
Sementara dari id.answers.yahoo, seorang lain berkomentar: “…honornya
untuk setiap acara berbeda tetapi minimum sekarang 15 juta, ada yang
bahkan memberikan ratusan juta rupiah, karena memang beliau tidak mau
menetapkan tarif, jadi terserah yang memberi (yang memiliki acara) dan 5
juta setiap pertemuan untuk acara2 yang tampil secara rutin di
televisi.”
Cakrawalainterprize menurunkan tulisan beberapa tarif dari
ustadz-ustadz kondang saat ini. Diantaranya Aa Gym mempunyai tarif Rp 8
juta rupiah, Ustadz Jujun mempunyai tarif Rp 11 juta. Itu adalah tarif
untuk panggilan ke daerah saja. Tentu saja ini untuk tampil di televisi,
urusannya beda lagi.
Wajar Saja, Ustadz Juga Manusia?
Menanggapi hal ini, banyak pihak terbelah dalam pro dan kontra.
Secara eksplisit, seorang ustadz menanggapi bahwa hal-hal seperti ini
terjadi karena sang ustadz masuk wilayah komersial di televisi. Dalam
industri televisi, semua acara adalah jualan untuk menyedot pemirsa.
Semakin banyak pemirsa, semakin banyak iklan. Dari iklan-iklan tersebut
lah biaya yang digunakan untuk membayar tarif ceramah ustadz-ustadz itu.
Namun, sang ustadz yang sering muncul dengan konsep sedekahnya, juga
mengatakan bahwa tidak seharusnya itu dibawa ke khalayak luas, dalam
artian umat. “Tidak elok menentukan tarif,’ ujarnya. [sa/islampos.com]
0 komentar:
Posting Komentar