Presiden SBY |
Hal tersebut terungkap dalam pembicaraan jarak jauh lewat konferensi video (teleconference) antara Presiden SBY dengan sejumlah kepala daerah, jajaran TNI dan Polri, di Mapolda Sumbar, kemarin (14/3).
Kebijakan tersebut juga disampaikan lewat akun twitter presiden @SBYudhoyono. SBY menginstruksikan agar meningkatkan operasi tanggap darurat terkait kabut asap di Sumatera.
“Setelah mendengarkan laporan Kepala BNPB, dan sejumlah menteri, maka arahan dan instruksi saya yakni, operasi terpadu tanggap darurat agar ditingkatkan intensitasnya,” ujar presiden yang teleconference dari Mapolda Jawa Tengah.
Ada tiga kegiatan utama yang diperintah SBY dalam operasi terpadu itu, yakni pemadaman api dan asap, perawatan dan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang terdampak serta penegakkan hukum. Di bawah kendalinya langsung, Presiden menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif ditunjuk memimpin operasi terpadu tanggap darurat, karena selama ini dinilai efektif dan mampu memimpin operasi di tanah air.
Dalam kesempatan itu, SBY terlihat emosi dengan perilaku orang yang membakar hutan tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain. Operasi terpadu digelar hingga tiga minggu ke depan. Setelah itu, SBY akan berbicara dengan masyarakat di Riau, bahwa bencana ini akan terjadi tiap tahun jika masih ada yang membakar lahan atau hutan. Sedangkan pemerintah seperti pemadam kebakaran, biaya yang dikeluarkan sangat besar dan sangat mengganggu kesehatan serta menurunkan citra Indonesia di mata internasional.
“Atau kita ubah sejarah kita ini, dengan cara meningkatkan kesadaran dan pemerintah juga membantu penyelesaian masalah seperti membuka lahan bercocok tanam tanpa harus dibakar,” ujarnya.
SBY mengatakan dirinya akan mengubah jadwal kerjanya, dan memimpin langsung operasi terpadu tanggap darurat di Riau. Informasi yang dihimpun Padang Ekspres di Mapolda Sumbar, Presiden SBY hari ini diperkirakan terbang dari Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman, lalu lewat jalan darat menuju Pekanbaru. Pasalnya, Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru lumpuh total akibat kabut asap.
“Saya akan melihat langsung bencana itu, saya meminta mari kita bergandeng tangan, saya juga minta tanggung jawab, dan kerja keras pejabat di tempat kejadian bencana,” harapnya.
SBY juga memerintahkan pasukan TNI ditambah dua bataliyon TNI AD, satu bataliyon marinir, satu bataliyon pasukan khas, serta transportasi guna memobilisasi pemadaman api secara manual.
“Operasi akan diorganisasi dalam satuan tugas yang dipimpin langsung Kepala BNPB Syamsul Maarif, wakil komandan nanti akan dipilih prajurit berpangkat Mayor Jenderal ikut mengendalikan situasi di lapangan. Satgas pemadaman api yang mengemban tugas adalah Komandan Korem. Satgas pelayaan dan perawatan kesehatan, satgas penegakan hukum dipimpin Kapolda bersama kejaksaan daerah dalam penegakan hukum,” urainya dalam teleconference yang dihadiri Gubernur Sumbar, Kapolda, Danlantamal, Danlanud, Danrem, dan Kepala BPBD Sumbar.
Dalam teleconference itu, Presiden SBY sempat kesal dengan Gubernur Riau Anas Maamun karena tidak mengikuti telekonferensi. “Mestinya Gubernur ada di situ, melaporkan langsung kepada saya apa yang sudah dan yang akan dilakukan,” ujar SBY. (red/jpnn)
0 komentar:
Posting Komentar